Pengertian Diakonia
Diakonia
adalah salah satu misi gereja yang biasa di kenal melalui Tri Tugas Gereja,
yakni Koinonia (persekutuan), Martyria (kesaksian) dan Diakonia (melayani).
Diakonia
berasal dari bahasa Yunani: Diakonein, yang berarti melayani. Umumnya diartikan
sebagai melayani meja makan (seperti pelayanan: "sitahu bagod” bagi
raja-raja Simalungun dahulu kala, yang selalu sedia tatkala raja bersantap). Jadi, Diakonia adalah Tugas Gereja untuk Melayani.
Pelayanan Gereja ini bersumber pada diri Kristus yang hadir ke tengah dunia
untuk Melayani umat Nya.
Tetapi
kemudian munculah kata Diaken, yang dipakai oleh Gereja sebagai sebutan kepada
sekelompok pelayan yang bertugas melayani Jemaat di luar hal-hal yang berkaitan
dengan Liturgi (Kebaktian). Mereka memperhatikan kehidupan orang-orang yang
berada dalam kesusahan terutama pada janda dan yatim piatu. Justru oleh karena
pelayanan para Diaken ini terdapat orang-orang yang susahlah nampak keindahan
persekutuan Jemaat mula-mula. Dan ini jugalah yang menarik perhatian orang lain
untuk menjadi pengikut Kristus (Kisah Rasul 6:1-7).
Dalam
perkembangannya, pemahaman tentang makna Diakonia telah semakin berkembang,
yaitu:
a.
Diakonia bukan
lagi hanya tugas para Diaken, melainkan tugas seluruh warga Jemaat karena
Diakonia adalah tugas Gereja secara menyeluruh selaku tubuh Kristus.
b.
Diakonia bukan
hanya ditujukan kepada sesama anggota Jemaat tetapi juga kepada umat
kepercayaan lain, bahkan sampai kepada seluruh ciptaan (Mark. 10:45).
c.
Diakonia
(menurut GBKU GKPS 1995-2000):
1. Meringankan
penderitaan yatim piatu, janda, jompo dan mereka yang berada di Lembaga
Pemasyarakatan.
2.
Melestarikan
lingkungan hidup
3.
Meningkatkan
kemandirian dan kepercayaan diri warga Jemaat.
Jenis-jenis diakonia berdasarkan tujuannya
a.
Diakonia karitatif
Mengarah pada
tindakan-tindakan karitatif (amal). Pelayanan diakonia ini dilakukan dalam
jangka pendek dengan memberikan bantuan secara langsung. Pelayanan
ini cepat dirasakan manfaatnya, dan sangat tepat dalam situasi darurat yang
amat mendesak dan sangat membutuhkan pertolongan yang bersifat segera, misalnya
bencana alam
b.
Diakonia reformatif
Mengarah pada
aspek pembangunan.Seperti pembangunan pusat kesehatan, penyuluhan, bimas, dan
koperasi.Sehingga masyarakat,khususnya masyarakat kecil dapat dengan mudah
untuk mendapat pelayanan kesehatan yang layak dan murah,dan juga mengembangkan
kehidupan mereka.
c.
Diakonia transformatif
Diakonia ini
dipelopori oleh gereja di Amerika Latin untuk menjawab kemiskinan yang sangat
parahpada saat itu. Dalam diakonia ini, bukan hanya berarti memberi makan,
minum, pakaian, pembangunan, dan seterusnya, namun bagaimana bersama masyarakat
memperjuangkan hak-hak hidup seperti hak makan, minum, pakaian, nafas, kerja,
lingkungan yang sehat, yang telah hilang karena dirampas oleh pihak lain atau
yang menindas.
Contoh bentuk pelayanan Gereja
- Bidang Kebudayaan : Gereja berusaha melestarikan budaya asli yang bernilai. Gereja St. Servatius yang berada di Jati Melati, Kecamatan Pondok Melati, Bekasi itu dikenal merangkul kearifan lokal dalam kegiatan peribadatannya yaitu budaya suku betawi.
- Bidang Pendidikan : Gereja berusaha membangun sekolah untuk pendidikan formal. Salah satu sekolah katolik di Jakarta adalah sekolah-sekolah yang dikelola dan dibawah naungan suster-suster Ursulin
- Bidang Kesejahteraan : Gereja berusaha mendirikan lembaga-lembaga sosial ekonomi dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat kecil. Sebagai contoh, Koperasi Kredit Rukun Keluarga Sejahtera yang berada di paroki MBK Jakarta Barat.
- Bidang Kesehatan : Gereja mendirikan Rumah Sakit dan poliklinik untuk meningkatkan kesehatan masyarakat untuk pelayanan pastoral di bidang kesehatan. Gereja St. Yakobus Kelapa Gading sejak tahun 1988 telah mendirikan suatu Balai Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) dengan nama Bina Kasih yang secara berkala juga mengadakan bakti sosial
- Bidang Politik dan Hukum : Gereja mengutamakan orientasi politik hukum untuk rakyat banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar